Anakku Nazhifa Syifa

Jumat, 27 Agustus 2010

GHAIB

Surat Al Baqarah diawali dengan kalimat mutasyabihat “alim lam miim”, kemudian menjelaskan bahwa Al Qur’an adalah kitab penuh kebenaran dan tidak ada keraguan didalamnya bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan yang gaib, sebagaimana firman Allah:

Alif lam miim. Kitab (Al qur’an) tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang GAIB, melaksanakan SHALAT, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan kitab-kitab yang diturunkan sebelum engkau,dan mereka yakin akan adanya akhirat. (QS, Al Baqarah [2]:1-4)

Istilah “GAIB”, oleh masyarakat sering dikaitkan dengan makhluk gaib atau ilmu gaib (mistik) dunia lain yang menyeramkan. Karena memang kata gaib mempunyai arti tidak kasat mata, maya, tidak terlihat, seperti jin, malaikat, syurga, neraka, dan hari kiamat. Sebagian masyarakat ada yang menolak ketika membicarakan persolan gaib karena alasan tidak masuk akal. Hal ini berawal para ahli ilmu modern, mendasari setiap peneliatian harus bersifat empiris. Sehingga sesuatu yang tidak bisa difahami oleh indrianya akan ditolak dan dikatakan tidak termasuk kajian ilmiah. Dasar ilmu empirisme ini berakibat kepada masyatakat modern menjadi alergi terhadap dunia gaib, dalam hal ini berujung ketidakpercayaan terhadap adanya Allah, syurga, neraka yang bersifat gaib. Karena dianggap keberadaan Allah dan seluruh ciptaan Allah yang gaib dianggap tidak ilmiah dan tidak masuk akal. Itu sebabnya mengapa akhirnya banyak orang meninggalkan agama, dan bahkan menetapkan diri sebagai golongan atheis (tidak percaya adanya Tuhan). Padahal agama banyak menceritakan persoalan yang tidak kasat mata (gaib), baik yang bersifat materi maupun immateri seperti perasaan dan cinta.

Kepercayaan kepada yang gaib justru dalam Islam sangat ditekankan, karena membicarakan kesadaran tentang asal usul kejadian manusia maupun alam semesta. Disamping itu, memberikan kesadaran akan tujuan hidup manusia didunia maupun diakhirat kelak. Kesadaran ini tidak mungkin bisa difahami, apabila hanya mendasari pengetahuannya dengan mazhab empirisme yang serba materi. Mengapa konsep keimanan sangat penting untuk memulai kesadaran berketuhanan. Sehingga Islam menempatkan Iman sebagai landasan kepercayan atau kesadaran awal dari kehidupan beragama. Maka dari itu pembahasan masalah ketuhanan tidak terlepas dari iman kepada yang gaib, seperti iman kepada Allah (Yang Maha gaib), iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab suci, iman kepada hari akhir, iman kepada para nabi, iman kepada ketetapan baik dan buruk dari Allah swt.

Keimanan ini termasuk sebuah kesadaran yang harus dimiliki oleh setiap manusia yang hidup. Karena kesadaran merupakan sebuah ruangan tersendiri dari aspek kejiwaan manusia. Karena dengan kesadaran, manusia akan mengerti akan diri yang sejati atas keberadaannya.

Kesadaran bagi orang-orang materialisme, merupakan bentuk kesadaran pada taraf kesadaran seperti orang bangun tidur atau dari pingsan. Akan tetapi ada tingkat kesadaran pada tatanan mental, yaitu kesadaran yang berkaitan dengan tingkat intelektualitas dan kualitas kesadaran. Ada perbedaan yang sangat tajam antara kedua tingkat kesadaran tersebut. Kesadaran bagi yang sudah sadar dari tidur dan tidak pingsan belum tentu memiliki kualitas kesadaran. Orang gila misalnya, ia memiliki tingkat kesadaran pertama. Akan tetapi ia tidak menyadari akan dirinya, terkadang ia mengaku raja Jawa dan berperilaku layaknya seorang raja, padahal dia hanyalah seorang tukang batu. Mungkin sebagian manusia berada pada tingkat kesadaran primitip, tidak menyadari bahwa bumi yang ditempati sedang berputar dengan kecepatan tinggi, bahkan melebihi kecepatan peluru yang ditembakkan. Kesadaran yang dirasakan tidaklah demikian. Seolah bumi hanya diam dan mataharilah yang bergerak dari arah timur ke barat.

Seandainya ilmu pengetahuan tidak pernah kita dapatkan masalah asal usul kejadian manusia. Mungkinkan kita percaya, bahwa kita pernah hidup didalam perut seorang ibu?. Disana kita makan tanpa menggunakan mulut dan tidak perlu bekerja untuk mencarinya. Sebelumnya kita berasal dari sel seperma yang sangat kecil bentuknya. Dan mungkin kita tidak akan percaya bahwa bahan untuk menciptakan manusia adalah berasal dari sari pati tanah. Padahal kita hidup, sadar dan tidak pingsan. Apakah untuk menyadari sesuatu harus dengan penglihatan mata dan pendengaran telinga? Perlukan kita menyadari dengan melihat dan merasakan bumi sedang berputar cepat. Tentu tidak. Kita hanya memerlukan kesadaran intelektual untuk membangun kesadaran ini.

Demikian pula kesadaran tentang “Tuhan”, kita tidak harus melihat secara langsung akan keberadaan Sang Pencipta untuk menyadari dan mengimani-Nya. Cukup memahami bahwa seluruh benda yang tergelar pastilah ada yang merancang. Justru bagi yang tidak percaya adanya yang merencanakan alam semesta, Al qur’an menyebutnya sebagai orang sangat primitip dan rendah ilmu pegetahuannya. Oleh sebab itu, bagi orang-orang percaya dan sadar atas keberadaan dan kebenaran adanya Allah disebut ulul albab, yaitu orang yang memiliki kesadaran tinggi. Sebagaimana Firman Allah:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dasn siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang menginat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka meikirkan tentang penciptaan langit dan bumi(seraya berkata): Ya Tuhan kami,tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau,maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran [3]:190-191)

Dasar inilah yang dikatakan kesadaran keimanan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Menciptakan. Setelah memahami kesadaran ini, maka wajiblah kita mengakui dan menyerahkan diri dan jiwa kita untuk berbakti kepada-Nya.

Iman bukanlah semata-mata percaya bahwa Tuhan itu ada. Jika persoalannya Tuhan itu ada, maka iblis adalah makhluk yang tidak saja percaya bahwa Tuhan itu ada, dia bahkan berhadapan langsung dengan Tuhan dalam suatu dialog yang sengit dalam drama kosmis sekitar pengangkatan Adam sebagai khalifah. Tetapi, iblis yang demikian itupun dikutuk sebagai kafir.

“Ia menolak dan menyombongkan diri,dan ia termasuk diantara mereka yang tidak beriman (QS. Al Baqarah [2]:34).

Kalau iblis dijadikan contoh, maka beriman itu tidak cukup hanya dengan penegasan diri bahwa Tuhan itu ada. Beriman ialah mempercayai Tuhan dan menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Apapun yang dianugerahkan Allah kepada kita, itu harus diterima dengan ridha.itulah yang disebut radhiyatan mardhiyah. Dengan demikian,Allah akan mengatakan :

Masuklah engkau ke dalam golongan hamba-hamba-Ku! Masuklah engkau ke dalam syurga-Ku (QS,Al Fajr,89:29-30).

Shalat merupakan jalan meletakkan kepercayaan kepada Allah, sehingga dibuka dalam doa iftitah:

inna shalati wa nusuki,wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin.

Sesungguhnya shalatku, pengabdianku, hidup dan matiku hanya mengikuti keputusan Allah Tuhan Penguasa Alam.



Namun jika didalam kesadarannya kita tidak memiliki keimanan, maka shalat yang demikian tidak memberikan dampak apa-apa terhadap jiwa pelakukanya.

Iman kepada Yang Gaib, bukan berarti mempercayai sesuatu yang tidak ada. Sesungguhnya yang gaib itu adalah nyata adanya. Sebagaimana ruh yang dikandung dalam badan kita. Secara kasat mata ruh tidak kelihatan oleh mata, akan tetapi “NYATA” adanya. Kenyataan ini yang tidak bisa diukur dengan konsep emperis materialisme. Karena yang bukan materi juga sebenarnya “empiris”. Mengapa kita mengingkari adanya perasaan “cinta” dalam dada. Padahal perasaan itu bukanlah berada dalam lempengan hati berupa daging. Ia ada pada dimensi ruhani yang juga bersifat gaib. Sama halnya dengan adanya Allah, secara fisik tidak ada alat ukur untuk menangkap keberadaan Allah maupun fiman Allah, karena alat ukur seperti indria hanyalah menangkap sesuatu yang bersifat terbatas. Telinga tidak mampu menangkap suara gerakan kuman atau semut yang sedang berjalan, mata telanjang tidak mampu melihat ruang angkasa yang sangat luas. Akan tetapi keberadaan Allah hanya bisa dirasakan oleh hati orang yang beriman. Sehingga respons-Nya menggetarkan hati yang menyebut Nama Allah (dzikrullah).

Hal Ghaib

Bismillahir rahmanir rahiim



Alqur'an didalam mengungkapkan suatu masalah yang konkrit, misalnya hukum rajam, hukum jinayat, hukum waris, hukum syariat mu'amalat, dijelaskan Dengan kalimat yang bukan majaz ... yaitu muhkamat artinya sudah jelas, tidak perlu ditafsirkan lagi.seperti shalatlah kamu, dan bayarlah zakat , dst...

Akan tetapi kalau sudah mencakup persoalan ghaib ... tentang Allah, syurga, dan neraka, ... serta perasaan, maka Alqur'an menggunakan kalimat perumpamaan ... metafora ... yang biasa disebut mutasyabihaat..

Ada kelemahan bahasa manusia jika mengungkapkan rasa, sehingga Rasulullah ketika menjelaskan masalah syurga-pun tidak menjelaskan keadaan sebenarnya ... beliau hanya memberikan gambaran bahwa syurga itu indah dan nikmat, dibawahnya ada air susu dan madu mengalir, ada buah-buahan ,korma, anggur dan arak....setelah itu beliau memberikan penjelasan ... keadaan syurga itu tidak pernah terdengar oleh telinga ... tidak bisa terbayangkan oleh Pikiran ... dan tidak pernah terlintas dihati. Artinya bukan seperti apa yang digambarkan oleh Rasulullah ... (lihat gambaran syurga dalam surat Yaasin ayat:55-57)

Bagaimana Rasulullah akan menjelaskan sesuatu, atau keadaan yang didunia Ini tidak ada. Bagaimana beliau akan memperbandingkan sesuatu yang tidak ada didunia. Apa jadinya kalau syurga itu seperti apa yang telah kita bayangkan tadi ... mirip dengan apa yang kita rasakan ... Hal ini juga terjadi kepada kita, ketika dihadapkan persoalan ungkapan rasa misalnya, hatiku telah bersemi lagi ... mendidih rasa hatiku tatkala melihat orang kafir itu membantai kaum muslim Bosnia ... perampok itu tergolong pembunuh berdarah dingin .... dan banyak lagi ungkapan rasa yang tidak tertampung dan terwakili oleh kosa kata bahasa verbal ....

Namun demikian, kita sudah memahami maksudnya tanpa harus menafsirkan kalimat tersebut, sebab kalau kita mencoba menafsirkan ungkapan itu maka akan terjadi kesalah fahaman yang pasti akan menyimpang, sehingga wajarlah Rasulullah tidak pernah menafsirkan atau memberikan keterangan hal tersebut berupa 'foot note' dalam Alqur'an, sebab para sahabat sudah mengerti Maksudnya tanpa harus bertanya apa maksudnya. Misalnya ada orang berkata " saya mau pergi ke rumah sakit" pasti anda tidak akan mengernyitkan mata karena bingung..khan ? Jangan ditafsirkan dengan mengatakan "rumah kok sakit"

Begitu pula tentang keberadaan Allah bahkan wujud Allah ... Allah Mempergunakan kalimat mutasyabihat dalam menerangkan keadaan diri-Nya, seperti dalam firman-Nya :

" ... Allah adalah cahaya langit dan bumi" (QS. An Nur: 35)
" ... hai iblis apakah yang menghalangi kamu bersujud kepada yang telah Ku Ciptakan dengan kedua tangan-Ku ..." (QS. As Shaad:75)
"maka Allah menjadikannya tujuh langit dalam dua hari..." (QS. Al Fushilat 12)
" ... Allah meliputi segala sesuatu" (QS. Al Fushilat 54)
"Dan Dia lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan singgasana-Nya sebelum itu berada diatas air" (QS. Al Hud:7)

Sangat jelas bagi kita, bahwa ungkapan-ungkapan mutasyabihat diatas, dimengerti bukan untuk ditafsirkan, melainkan sebagai batasan fikiran melalui konsepsi manusia. Bukan hal yang sebenarnya, sebab Allah tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu (QS. As syura: 11), bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan mata manusia dan tidak bisa dijangkau oleh fikiran manusia akan tetapi Allah Maha Melihat segala yang kelihatan (QS. Al An'am : 102-103)

Seperti yang pernah saya katakan, bahwa Allah mentasybihkan dan meminjam kata-kata yang dimiliki manusia untuk memudahkan berdialog dan memberikan pengertian dalam bentuk bahasa manusia dan ilmu, sebab kalau kita menterjemahkan dengan kata sebenarnya maka akan ada benturan-benturan yang saling bertentangan ...

Mari kita perhatikan firman Allah dibawah ini:

"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan singgasananya sebelum itu berada diatas air" (QS. Hud :7)

"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang berada diantara mereka dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam diatas singgasana-Nya"(QS. Sajdah :4)

Bukankah syirik, untuk memberikan tafsiran yang menggambarkan bahwa Allah memerlukan singgasana dan bahwa singgasana itu seakan-akan terapung diatas air dan juga seakan-akan Allah sesudah membuat langit dan bumi berserta isinya naik kembali ke tahta-Nya ?

Alangkah anehnya, jika dikatakan Allah dalam menciptakan langit dan bumi beserta isinya memerlukan waktu enam hari/masa ? Padahal bumi dan matahari belum tercipta! Apa yang menjadi patokan waktu, ... padahal ruang pun tidak ada. Namun demikian, saya akan sedikit berikan gambaran masalah penciptaan alam dan persoalan waktu ...

Bilamana maha ledakan (big bang) itu terjadi ? Dari pengetahuan kita mengenai kecepatan berkembangnya alam semesta, diperkirakan peristiwa itu terjadi antara sepuluh sampai lima belas miliar atau ribu juta tahun yang lalu. Kemudian, dari keliling kosmos dan umurnya, dapat dihitung kembali suhu alam semesta sesaat sesudah ledakan itu terjadi. Diperkirakan pada saat itu suhu kosmos melebihi seratus juta juta juta juta derajat, karena kerapatan materi yang sangat tinggi pula. Orang tidak pula dapat menamakan keadaan alam semesta pada waktu itu. Kerapatan tinggi pada suhu rendah membentuk benda padat, kerapatan rendah pada suhu tinggi membentuk gas, tetapi kerapatan materi yang sangat tinggi yang dibarengi dengan suhu yang sangat tinggi, ilmuwan pun tidak tahu keadaannya kecuali menamakannya sebagai "sop kosmos" suatu fluida.

Inilah yang disebut dalam ayat 7 surat Hud dengan "air". Kata-kata " singgasana-Nya berada diatas air (sebelum bumi dan langit diciptakan), oleh karena mengandung makna bahwa pemerintahan atau peraturan Allah ditegakkan atas fluida kosmos itu. Pada saat itu materi beserta ruang kosmos sudah diatur oleh Allah. dan mereka mengikuti serta tunduk pada peraturan-peraturan itu, jadi pada saat diciptakan alam semesta, Allah telah menetapkan berlakunya hukum-hukum alam sebagai sunnatullah Dengan erlakunya hukum-hukum alam ini maka semua makhluk, baik ruang kosmos, atom molekul, partikel dan seluruh materi yang tersusun sebagai benda mati atau hidup, matahari, bumi, bintang dan sebagainya, berjalan sepanjang waktu sesuai dengan ketetapan hukum-hukum tersebut, ... tidak satupun yang menyimpang kecuali izin Allah.

Kitapun dapat mengerti apa makna yang terkandung dalam surat Sajadah ayat 4, dimana dinyatakan bahwa setelah melewati fase 'sop kosmos', Allah menciptakan langit dan bumi beserta segenap isinya, dalam enam hari dan menegakkan kekuasaan atau pemerintahan-Nya sekaligus sejak awal penciptaan.

Kita semua mengetahui apa yang disebut ruang secara intuitif, yaitu suatu volume berdimensi tiga yang dapat ditempati oleh suatu benda. Tiap benda didalam ruang itu mempunyai tempat yang dalam ilmu pengetahuan alam, ditunjukkan oleh apa yang disebut koodinat ruang. Kita juga mengetahui apa yang dimaksud dengan kata-kata waktu, ... ia memberikan urutan ketika berlangsung gejala gejala di dunia ini ... "kemarin" mendahului "sekarang", dan "sekarang" lebih awal dari "besok". Didalam sains, kita mengatakan bahwa gejala-gejala itu membuat koordinat waktu. jadi semua gejala alamiah memiliki koordinat ruang dan waktu, karena mereka terjadi pada tempat-tempat dan pada urutan waktu masing-masing. Orang mengatakan bahwa gejala-gejala alam itu berjalan melalui kontinuum ruang dan waktu, sebab orang beranggapan bahwa suatu gejala diikuti oleh gejala-gejala lanjutannya dalam suatu rangkaian yang tak terputus, berlanjut atau kontinu. Kecuali itu pengertian kontinuum ruang-waktu mengandung makna, bahwa ruang dan waktu merupakan satu kebulatan yang tak terpisah satu sama lain.

Kalau dulu waktu yang lamanya satu detik 'disini' dianggap sama panjang dengan 'disana' dalam semesta ini, sekarang terbukti tidak demikian halnya. Apabila seorang astronot membawa pencatat waktu kesebuah planet diangkasa, bintang yang sangat dekat misalnya, ... atau membawanya dalam pesawat ruang angkasa yang super cepat, misalnya dengan tingkat laju yang mendekati kecepatan cahaya, maka pencatat waktu yang identik yang berada dibumi akan dapat menunjukkan dengan mudah satu detik pada astronot itu lebih lama jangka waktunya dibanding satu detik dibumi. Kenyataaan yang baru ditemukan dan dipahami para ilmuwan dalam abad ke 20, sebenarnya telah disebut dalam Alqu'an pada ayat 5 surat As Sajdah :

"Dia mengatur perintah dari langit sampai ke bumi, kemudian para malaikat naik menghadap pada-Nya dalam satu hari yang ukuran lamanya sama dengan seribu tahun menurut perhitunganmu"

Demikian, semoga dapat membuka wawasan rekan-rekan sekalian.

Jalan Menuju Ilahi

Tadi malam Raboan kumpul para patrapist angkatan pertama. duduk dalam lingkaran halaqah. tidak lagi membicarakan siapa diri dan siapa Tuhan, tidak lagi bicara sifat , Af'al dan Zat Allah. Kami duduk dalam aktivitas ruhani menerobos ikatan diri yang sangat kuat, menerobos kepalsuan perasaan dan pikiran. Ruhku mulai berjalan perlahan dengan bekal makrifatku, aku tinggalkan diri wadagku menjadi diri Cahaya tiupan illahy yang masih bercampur kabut pekat akal nafsuku.

Kami tetap bersabar dan terus berjalan tanpa berhenti. dalam setiap wilayah kesadaranku masih ada dan itu masih bukan ! teruskan !! akalmu masih bermain, ilmumu masih terlibat !! apa yang kamu pelajari tidak ada disini, apa yang kamu pikirkan tidak ada disini. apa yang kamu perkirakan tidak ada disini.Maka hilangkan akal palsumu sebab akal tidak akan menangkap keadaan seperti dalam akalmu. ini baru awal kawan ...

Keadaan seperti menjelang tidur diperlukan akal dan pikiranmu lenyap, maka engkau akan berada dalam mimpi, tapi bukan mimpi !! bersiaplah dengan sabar karena engkau akan berjumpa dengan-Nya. apa yang akan engkau lakukan ketika dihadapan-Nya ? apa tujuan kalian ? apa maksud kalian menemui Tuhan ? keadaan ini terasa hening akibat ruhmu telah keluar dari orbit tubuhmu....perasaan sedih dan senang tidak ada, rasa penat dan kantuk tidak ada, rasa cinta dan marah tidak ada..semua rasa tidak ada !! karena engkau telah meniggalkan wilayah rasa dalam dadamu.....tinggal selangkah lagi engkau berjalan.....berbisiklah kepada beliau sang Penguasa jagat raya...aku bersedia dikuasai sepenuhnya , aku bersedia dikuasai ! biarkan ruh kalian dalam kuasa-Nya dalam kehendak-Nya, dalam kemauan-Nya...lepaskan saja jangan terlibat sedikitpun..jangan takut !! engkau akan berada dalam kondisi jadz dzaab !! namun hanya sekejab .....

Kawan ...mari kita evaluasi mengapa hanya sekejab ? hafalkan kondisi ketika ruhmu hampir dalam kuasa-Nya. mulailah kembali dari pintu pelepasan Ruhmu....langsung saja berada dalam wilayah tersebut tanpa harus memulai dari awal perjalanan..... kali ini engkau harus lebih total dan membiarkan ruh mu dalam Kuasa tuhanmu..relakan saja...relakan saja..relakan saja...sampai ada bimbingan ruhani untuk memahami pengajaran ini...kali ini ruhmu masih belum kuat menerimanya..tapi biarkan saja...sampai tubuhmu berguncang keras...pertahankan saja ruhmu mengikatkan diri kepada Tuhan sekuat-kuatnya. jangan takut salah karena itu timbul dari keraguan pikiranmu sendiri..teruskan saja...sampai engkau berada dalam ghaibnya Ruhani menjadi nyata ....
Apabila engkau merasakan kesulitan dengan perjalanan ruhani, puasa ini membantu anda untuk membuka kesulitan perjalanan ruhani anda. Karena saat puasa hawa nafsu agak sedikit mudah dikendalikan. Hawa nafsu anda sedang melemah akibat tidak diberi kesempatan untuk aktif. Rasakan ketika nafsumu melemah, apa yang harus anda lakukan ??. Diamlah ....Ruhmu akan berjalan mendesir dengan cepat menuju Tuhanmu !!



Sekarang anda paham mengapa kita harus berpuasa....itulah jalan ruhani....engkau diajarkan langsung oleh Allah...agar engkau mampu menemukan dirimu sehingga engkau mampu berada disisi Yang Maha Agung dengan sebenarnya. Bagi yang tidak paham, kata Nabi ia hanya berkutat dalam kelaparan dan kehausan yang dirasakan jasmaninya.....biarkan saja, jangan ikut-ikutan merasakan keluhan mereka yang tidak paham.



Lakukanlah.... menjadilah.... beradalah.... hilangkan rasa keberadaan badanmu... karena itu sumber nafsumu....lepaskan segera...karena ia begitu kuat berapologize.... Jangan hiraukan segala alasan, Terbanglah dengan cepat....



ibarat balon udara yang terlepas dari ikatan ....



ibarat sebuah benang terangkat dari sebuah adonan tepung....



ibarat seorang waliyullah yang terpesona dengan wajah Allah.....




yang jiwanya tidak terikat oleh nafsunya.... ia mati raganya.... ia mati nafsunya.... ia sadar bahwa dirinya yang sebenarnya bukan badannya .... ia adalah makhluk ruhani .... yang tidak pernah makan dan tidur, ia tidak memerlukan materi untuk mendapat kebahagiaan...ia adalah ruh yang bukan berbahan dasar dari tanah....ia adalah cahaya illahy yang akan berbahagia jika mampu melepaskan hawa nafsu tubuhnya.





Berpuasalah....berarti engkau akan melepaskan kesadaran badanmu yang tersusun dari ion-ion yang berasal dari tanah. Orang mengatakan menahan hawa nafsu....nafsu adalah dorongan tanah untuk kembali kepada tanah maka ia mencintai benda-benda yang terbuat dari unsur tanah.....

Puasa adalah melepaskan segala dorongan Al hawa' tubuh anda...berarti anda harus mati ing sajeroning urip..yaitu mematikan dorongan nafsu anda. Sekarang!! .....maka engkau akan menemukan diri yang tidak mati !! Yang tetap hidup disisi Tuhan......itulah Para Pejalan menuju Tuhan..fi sabilillah....



Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalanAllah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup tetapi kamu tidak menyadarinya.(Al Baqarah,154)



Wahai para pejalan yang tidak ada henti-hentinya engkau berupaya menuju Tuhan dengan bersungguh-sungguh, pasti engkau berhasil !!



Hai manusia, Sesungguhnya kamu Telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya ( QS. Al Insyiqaaq:6)



Sekarang engkau paham, siapa yang menghalangi jiwamu untuk menuju Tuhan.......tubuh inilah yang harus diredam agar engkau menemukan kembali jalan kepulanganmu......ya huuu Allah ...ya huuAllah........kembalilah dengan tenang....



Duduklah dengan tenang, biarkan tubuh anda meluruh...biarkan ruhani anda menguasai tubuh anda...perhatikan tubuh anda...setelah anda duduk beberapa lama, coba anda rasakan ....reaksi dari tubuh anda akan terasa mulai penat, mulai gelisah ingin menyelesaikan dan mempercepat keluar dari duduk anda menghadap Tuhan....biarkan saja...jangan engkau hiraukan, karena itu nafsu yang berasal dari dorongan tubuh anda...terkadang tubuh anda mulai meminta untuk tidur....pertahankan jangan sekali-kali anda menurutinya...sebab ruhani anda akan terkalahkan lagi....jika anda berhasil mengalahkan dorongan tubuh anda....anda termasuk golongan orang yang memahami jalan ruhani....



Pada awalnya memang berat, tetapi kali ini saja kesempatan anda untuk berpuasa dengan sebenarnya. Jangan terkalahkan oleh dorongan (chartexis) id anda, jangan harap anda mampu memahami puasa jika anda masih belum mampu duduk dalam kesadaran ruhani yang berjalan tanpa ikatan jasmaniah. Praktekan pada siang hari, terutama ketika menjelang maghrib.....maka malamnya anda akan memahami tentang I'tikaf, membaca Al qur'an, shalat tarawaih dan qiyamullail. Ingat !! berpuasa bukan dimalam hari, tetapi di siang hari.......hasilnya akan terasa dimalam hari .....


Wahai kawan yang sudah memahami keberadaan jiwa diatas nafsu, engkau pasti merasakan bahwa jiwamu hanya menjadi saksi keadaan hatimu yang gelisah maupun bahagia. Engkau benar-benar tenang yang sangat luar biasa, yang berbeda dengan tenang yang pernah engkau rasakan selama ini. Tenang dan bahagia yang selama ini masih berasal dari rekayasa pikiranmu sendiri dan terjadi oleh sebab akibat.



Ibarat seorang yang telah menentukan pilihannya terhadap team sepakbola kesayangannya. Jika ia memilih salah satunya, bisa dipastikan anda akan mendapatkan kemungkinan perasaan bahagia jika menang dan kesedihan yang luar biasa jika team anda kalah. Bahagia yang sejati adalah jika engkau tidak berpihak terhadap keduanya. Maka engkau telah memasuki wilayah yang bukan perasaan…engkau telah berada dalam hakikat jiwa. Yaitu jiwa yang tidak berada dalam perasaan akan berada dalam tuntunan Illahi yang sebenarnya. Cobalah anda perhatikan perasaan anda, mengapa ada sedih dan senang….kalau sedih..karena apa ? ,kalau senang...karena apa ? ya… pasti oleh karena apa atau sesuatu !! itulah perasan hasil mindset anda !! bukan perasaan yang hakiki , itulah tipuan atau ghurur !!




Sekarang , engkau berada diatas itu semua….ituah jiwa yang tenang !! jiwa yang murni yang juga dimiliki oleh Fir’aun…disaat Fir’aun ditenggelamkan ditengah laut..maka hati yang sombong hancur, nafsunya yang kuat menjadi lebur..tinggallah jiwa yang murni, yang akhirnya ia mampu berkata amantu birabbi Musa dan Harun !!! di dalam tubuh Fir’an ada kemurnian hakiki yang tidak pernah muncul jika badannya masih mendominasi jiwanya. Sekarang…tenggelamkan nafsu Fir’aunmu agar engkau mampu berkata secara murni.





“ Amantu billahi Rabba ….."



tanyakan kepada pelacur…apa kata jiwa murninya…ia pasti akan berkata “ aku telah melakukan kemaksyiatan terhadap Tuhanku”



tanyakan kepada jiwa para koruptor “ya aku telah melakukan kebohongan dan pencurian uang rakyatku“.



Dan tanyakan pada jiwamu yang murni …siapakan dirimu yang sejati ??



"Aku adalah Ruh Suci yang sekarang sedang dibangkitkan dengan penghacuran hawa nafsuku dengan berpuasa."



Akulah Ruh milik Allah yang akan selalu berbakti kepada Allah, yang tidak pernah menolak kebenaran yang diturunkan oleh Tuhanku.

Maka Jiwamu akan dipanggil langsung oleh Allah dengan perkataan wahai jiwa yang tenang..kembalilah kepada Tuhanmu dengan Rela dan diridhai-Nya…..



dan sekarang rasakan ….

relakan saja jiwa ditarik oleh Allah untuk kembali kepada-Nya.

Jangan menolak dan jangan takut …

itulah tempat engkau pulang, baik sekarang maupun nanti..mengapa harus menunggu dipaksa mati ….!!


Majelis Raboan,

Wahai kawan, malam ini engkau berada pada wilayah yang sama dengan Iblis dan Malaikat. Yaitu pada wilayah makrifat dan keimanan terhadap Tuhan. Namun makrifatmu masih pada tahapan angan-angan dan sangkaan atau dhan, bukan makrifat sesungguhnya. Bandingkan dengan makrifat dan keimanannya para iblis terhadap Allah. Mereka yang pertama kali diajak berbicara oleh Allah mengenai penciptaan manusia. Berarti mereka sangat akrab dengan tuhannya. Mereka sangat mengenal malaikat dengan sebenar-benarnya, karena mereka adalah sahabat-sahabat dalam berspiritual dan berketuhanan. Mereka sangat mengenal keadaan seluk beluk taman syurga dengan sebenarnya. Karena mereka pernah menjadi penghuninya bersama Adam dan Hawa. Mereka sangat tahu bahwa Allah adalah sumber kekuatan atas segala kekuatan. Oleh karena itu mereka selalu memohon pertolongan untuk menggoda manusia yang menjadi musuhnya. Mereka sangat percaya adanya hari kiamat, sehingga mereka memohon ditangguhkan kematiannya sampai hari dibangkitkan nanti.



Kawan .... dimanakah kedudukanmu pada saat ini, masihkan kalian merasa lebih baik dari Iblis atas segala makrifatnya, atas segala kepercayaan kalian kepada Allah. Renungkan !! imanmu kepada Allah,imanmu terhadap adanya Malaikat, imanmu adanya syurga,imanmu adanya hari Kiyamat, masih pada tahapan percaya , bukan iman yang sebenarnya. Sehingga engkau disebut wajibul iman . Sedangkan keimanan Iblis mengetahui keadaan yang sebenarnya sehingga disebut 'ainul iman serta isbatul Iman.



Dalam kondisi ini, malaikat dan iblis mulanya berada pada wilayah yang sama. Akan tetapi pada detik-detik hilangnya diri dan akalnya, Malaikat mulai menghilang dari frekwensi makrifat rendah menuju dimensi makrifat keruhanian yang lebih tinggi. Dan Iblis telah kehilangan sahabat karib dalam bermakrifat kepada Allah untuk selamanya. Karena iblis tidak mampu melampaui rahasia yang telah dilakukan oleh Malaikat. Malaikat mampu masuk dengan ketidak tahuannya, karena ia mendegarkan wejangan Allah, inni a'alamu maa la ta'lamuun.



Wahai kawan ..kita telah lama berkumpul menjalani kemakrifatan dengan laku tirakat yang cukup lama.Hampir seluruh hidupmu tersita dalam dudukmu bermakrifat dengan segala macam permasalahan ruhanimu. Dan malam ini , saat detik-detik menentukan memasuki Sirrul Asraar sebagaimana para malaikat meninggalkan Iblis.......Rahasia didalam Rahasia ...yang Iblis tidak akan mampu mengawalmu dalam makrifatmu !! Rahasianya telah kita ketahui bersama, iblis tetap tidak mampu menanggalkan dimensi dirinya yang sangat kuat. Padahal Allah telah memanggilnya untuk memasuki wilayah tertinggi dari makrifatnya. Wahai Iblis ........masuklah kalian pada wilayah malaikat-Ku karena engkau telah berada dalam makrifat yang hakiki terhadap DIRIKU. Allah memberi wejangan terakhirnya kepada Iblis.........tanggalkan pengetahuan rendahmu mengenai rencana-Ku dalam menciptakan Khalifah-Ku. Masuklah dalam Rahasia-Ku. Pengetahuanmu mengenai manusia hanya pada wilayah fisik, bukan pada Ruhnya yang tinggi, yang Aku ciptakan sebagai Rahasia pribadi-Ku. Kalian hanya mampu menduduki wilayah fisiknya, bukan Ruhnya yang berada dekat dengan Ruh-Ku. Yang engkau tidak akan mampu menaiki wilayah ini. Karena engkau terhalang oleh dirimu yang selalu mengagungkan diri . Dan engkau akan berhenti selamanya pada wilayahmu yang engkau anggap telah makrifat atas DIRIKU.



Kawan ...kita juga telah bersusah payah sebagaimana iblis mengenal Allah, akankah kita akan terhalang sebagaimana mereka ? lihat lah para malaikat, mereka mampu memasuki yang lebih tinggi hanya dengan ketidaktahuannya, dengan ketidakfahamannya, dengan kepatuhannya atas apa yang dilakukan Tuhannya.



Lalu dengan apa kita mampu memasuki wilayah yang lebih tinggi ? ingatlah sejarah keberadaan diri kita dalam rahim ibu. Pada detik-detik Allah menyempurnakan penciptaan diri kita, ruh telah ditiupkan kedalam tubuh ini. Allah telah ridha atas keberadaan diri kita, namun Ridha Allah menunggu Ridha kedua orang Tuamu untuk merelakan keluar dari alam rahim yang bersih suci. Detik-detik ini berlaku pada tingkat kesucian ruhmu dalam makrifatmu, Allah telah meridhaimu dan menunggumu, namun beliau menunggu jawaban ridha ibumu yang dimuliakan Allah. ....lakukan dan doakan ibumu ...sehingga Allah ridha ......sehingga engkau hilang dalam tarikan Allah yang sangat kuat tanpa hambatan .........irji'I ila rabbiki radhiayatan mardhiyyah ...



Dan Iblispun mengadu kepada Allah : Rabbi fa bi 'izzatika la ughwiyanahum ajmain illa 'ibadaka minhumul mukhlashin ....wahai tuhanku ...demi kekuasaan-Mu aku akan menggoda seluruh manusia, kecuali hamba-hamba-Mu yang berserah diri. ......selamat tinggal Iblis !! jangan engkau bersedih karena disana masih banyak manusia yang bermakrifat seperti makrifatmu, itulah kawan kalian.

Senin, 16 Agustus 2010

Jawaban Abu Sangkan

Dibawah ini petikan jawaban Ustadz Abu Sangkan terhadap Abu Umamah yang masuk ke email saya. Selengkapnya adalah :

Abu Sangkan mengenai Abu Umamah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Asyhadu an laa ilaha illa Allah wa asy hadu anna Muhammadarrasulullah
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad
Dewasa ini saya sering tidak menangapi ulasan-ulasan saudara sesama muslim mengenai mengenai ajaran shalat khusyu’ dan karya-karya saya berupa buku-buku yang saya tulis. Terkadang terasa tidak adil dan tidak bijak, karena didalam mengulas karya-karya buku saya dibutuhkan pemikir an yang baik.
Namun saya berbesar hati didalam menanggapi hal ini, asalkan tidak menjadi sebuah permusuhan yang mengarah kepada perpecahan. Persoalan ini karena perbedaan persepsi dan pemahaman saja. Saya dapat memakluminya, karena ini terjadi akibat latar belakang ilmu dan pengalaman, serta kedewasan sebagai orang Islam. Saya sangat senang dan terbuka dengan adanya bantahan dan tanggapan, terlebih kalau dilakukan dalam forum diskusi yang diselengarakan didepan publik. Melalui cara itu, mereka akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan jelas dari sebuah pemaparan, karena bahasa tulisan terkadang kurang mewakili dari maksud yang dikandung.
Namun demikian saya tetap akan memberikan tanggapan ringan saja, buat pembaca buku-buku saya, terutama kepada saudara Abu Umamah yang dengan semangat mengecam dan menganggap sesat karya-karya saya. Saya hanya mengharap kepada Abu Umamah, tetap teguh berjuang menegakkan keadilan. Saya salut terhadap beliau, karena semangatnya dalam memurnikan ajaran Islam dengan gigih, meskipun terkadang kurang pandai mengemas dengan akhlak yang baik.

Saya sangat faham mazhab yang dianut Abu Umamah yang menyebutnya dirinya sebagai Ahli Sunnah Waljama’ah atau seorang salafi. Karena saya juga pernah belajar hal serupa sehingga saya bisa mengerti kemana arah pemikiran dan manhaj-nya. Pertentangan ini bukan hal yang baru bagi saya dan umat Islam telah mengalaminya selama berabad-abad. Ini hanya berganti generasi saja. Misinya cukup simple, yaitu memberantas TBC, yaitu tahayyul, bid’ah dan churafat (baca: khurafat).
Pertentangan ini bukan hal yang baru terjadi didunia Islam. Sejarah telah mencatat munculnya pertentangan yang terjadi di Indonesia seperti kaum Nahdhiyyin (KH Hasyim Asy ‘ari) dan kelompok Muhammadiyah (KH. Ahmad Dahlan) maupun dari Persis (A. Hasan). Persoalan yang dianggap bid’ah seperti qunnut, yasinan, tahlilan, baca barzanji, baca shalawat nabi dan lain sebagainya, adalah topik utama mereka. Namun perkembangan sekarang ketiga kelompok tersebut sudah terlihat saling menghormati setelah informasi semakin canggih.
Saya masih ingat pada waktu kecil, kaum Muhammadiyyah membid’ahkan kaum Nahdhiyyin (NU) shalat tarawih 23 rakaat, sedangkan kaum Muhammadiyyah 11 rakaat. Namun sekarang sudah tidak menjadi masalah, karena di Saudi Arabiyyah melakukan 23 rakaat. Demikian juga persoalan adzan Jum’at yang dilakukan oleh Nahdhiyyin dua kali adzan sedangkan kaum Muhammadiyyah satu kali adzan. Ternyata di Saudi Arabiyyah melakukan dua kali adzan. Padahal Nabi melakukan shalat tarawih dimasjid hanya 3 hari, selebihnya dilakukan dirumah.
Dan yang uniknya lagi, imam Masjidil Haram membaca qunnut didalam akhir Ramadhan namun diselipkan doa-doa yang tidak berasal dari Nabi, terbukti ia menyebutkan kata-kata Allahumma dammir Amerika, Israil. Padahal didalam ibadah tidak boleh menambah-nambah ibadah yang tidak diajarkan oleh Nabi. Demikian juga doa-doa dalam tawaf, tenyata banyak yang dibuat oleh para ulama’, padahal tawaf adalah peribadatan yang ditetapkan sunnahnya. Dan orang-orang Saudi menggunakan alat dzikirnya meniru orang-orang Budha dan Katolik (rosario), yaitu biji tasbih made in China.
Dan mengenai penyusunan mushaf Al qur’an, awalnya para sahabat mengalami perdebatan keras, terutama Zaid sekretaris Nabi. Karena Nabi tidak memerintahkan membukukan Al qur’an yang berserakan dan tertulis di pelepah korma, kulit kambing dan lain sebagainya.
Tuduhan-Tuduhan Abu Umamah
Saya sangat mengenal konsep pemikiran Abu Umamah dalam melancarkan setiap tuduhan-tuduhan yang berbeda pandangan dengan dia. Saya kira dia hanya kurang faham mengenai pemaparan buku-buku saya, karena memang harus memilki ilmu pendukung untuk mampu memahami karya saya.
Didalam memahami tanggapan tulisan-tulisan saya, harus siap membuka hati dan pikiran. Dibutuhkan kejujuran dan kebersihan hati, bukan dilandasi karena emosi dan kebencian. Watawa saubil haq watawa saubish shabri …
Walaupun saya belajar ilmu tasawuf, tapi saya bukanlah orang tasawuf. Walaupun saya belajar ilmu salafi, tetapi saya bukanlah orang salafi. Walaupun saya belajar ilmu filsafat, tetapi saya juga bukan orang filsafat. Walaupun saya belajar ilmu meditasi tetapi saya menolak meditasi. Saya hanyalah orang biasa yang menjalankan shalat lima waktu, bersyahadat, berzakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah Haji ke Baitullah. Bagi saya ini sudah cukup dan tidak keluar dari ajaran Islam. Adapun kekurangan didalam menjalankan syariat, saya berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya sehingga tidak ada kata berhenti untuk belajar. Termasuk saya pun mempelajari cara berfikir Abu Umamah, tapi saya tidak akan seperti Abu Umamah.

Abu Umamah menuduh Saya sebagai Pencipta Ajaran Shalat.
Hal ini jauh dari kenyataan. Seharusnya saya sudah diusir dari masjid-masjid besar kalau benar-benar saya menyimpang. Padahal saya mengadakan pelatihan shalat di adakakan di halayak ramai, bukan ditempat yang tersembunyi. Bahkan saya sudah memberikan pemaparan shalat khusyu’ dihadapan MUI Banjarmasin, Singapura, Hongkong, Jepang, Malaysia, Australia, dan seluruh Indonesia. Dan alhamdulillah mereka setuju dengan konsep pengajaran yang dilandasi syariat yang kuat. Karena Abu Sangkan tidak merubah shalat yang sudah menjadi hukum mahdhah. Justru saya mengajak untuk mengahayati setiap gerakan dan bacaan dalam shalat, seperti meluruskan punggung ketika ruku’, berdiri tuma’ninah, sujud sempurna. Seluruh metode, saya ambil dari cara Rasulullah mengajarkan shalat kepada para sahabat . Pada waktu itu, Nabi selalu menegur langsung ketika sujudnya terlalu cepat seperti burung mematuk makanan. Semuanya saya latih diluar shalat, sebagaimana umumnya orang memiliki metode membaca Al qur’an.
Mungkin, Abu Umamah terganggu dengan istilah “meditasi”, sehingga ia mengira saya memasukkan unsur meditasi dalam shalat. Padahal istilah meditasi itu bukan ajaran agama Hindu. Kata meditasi itu sendiri berasal dari bahasa Inggris, bukan bahasa India, yang berarti berdoa (praying), atau menenangkan pikiran. Sedangkan kata atau istilah berdo’a, beribadah, beriman dan lain sebagainya, telah menjadi dan digunakan oleh agama-agama lain di Indonesia. Hal ini tidak bisa dipungkiri kenyataannya.
Dari sisi marketing, buku shalat khusyu diminati orang-orang yang belum shalat, karena ada kata meditasi. Hal ini terinspirasi oleh ulama di Jawa masa Wali Songo yang mengganti kata “shalat” dengan “sembahyang”, untuk menarik minat agar orang-orang Hindu ikut sembahyang (shalat) di masjid. Dan dihalaman masjd, dibuat pintu masuk berupa gapura yang berasal dari kata “pura” (tempat sembahyang orang Hindu). Namun maknanya diganti menjadi ghafura dari bahasa Arab, yang berarti pengampunan (jawa: ngapura). Dan lihatlah bangunan masjid di Demak dan masjid-masid di Jawa terlihat kental dengan unsur arsitektur Hindunya.
Kata “meditasi” sama dengan kata “spiritual” yang sering dugunakan orang-orang Islam. Karena bahasa tidak bisa diklaim oleh salah satu agama saja. Sama halnya ketika anda melihat bangunan gedung pemerintahan di Kremlin yang menggunakan kubah dan menara masjid. Kalau orang tidak tahu, pasti terkecoh dikira masjid. Atau malah sebenarnya terbalik, kubah dan menara bukanlah hasil karya arsitek muslim. Karena gereja-gereja pada masa Konstantinopel sudah menggunakan kubah. Yang paling unik adalah kata “menara” ternyata berasal dari kata “naarun”, yang berarti api. Sedangkan menara dulunya adalah tempat api persembahyangan kaum Majusi.
Apakah seseorang dilarang, jika sebelum shalat melatih diri untuk belajar berdiri dengan tenang ketika shalat? Menenangkan pikiran agar tidak ngelantur kemana-mana. Padahal saat shalat, kita sedang berhadapan dengan sang Khalik. Berarti kesadaran jiwa dan pikiran harus terfokus kepada yang disembah, yaitu Allah. Sedangkan orang Budha terfokus kepada sang Bodha Gautama, orang Kristiani terfokus kepada Yesus Kristus.
Perhatian saya dalam pelatihan shalat khusyu adalah agar bagaimana hati dan pikiran selalu berhubungan dengan Allah, bukan kepada selain Allah. Termasuk melatih agar tidak mudah melamun. Kenyataan ini telah menjadi keluhan hampir seluruh masyarakat Islam. Mengapa Abu Umamah hanya mementingkan segi fisik saja, sementara ruhiyah diabaikan. Padahal Allah hanya menerima shalat seseorang dilandasi keikhlasan (mukhlishina lahu addien). Sebagaimana kisah orang Arab Badui yang mengaku beriman, ternyata baru sampai kulit luarnya saja, sehingga Allah menurunkan ayat berikut ini :
Dan orang-orang Arab Badui berkata: Kami telah beriman, katakanlah (kepada mereka) kamu belum beriman, tetapi katakanlah kami tunduk, karena iman itu belum masuk kedalam hatimu (QS. Al Hujuraat,49:14)
Dan sebuah hadist menegaskan :
Anta’buda ka annaka tarahu fainlam takun tarahu fa innahu yaraka
Beribadahlah seolah engkau melihat Allah, kalau engkau tidak mampu melihat Nya, sesungguhnya Dia melihat engkau ( Al hadist shahih ).
Dan Allah melarang shalat seperti shalatnya orang-orang munafik, karena dilakukan dengan perasaan malas dan pikirannya tidak terfokus kepada Allah kecuali hanya sedikit. Mereka shalat karena dilandasi ingin dilihat orang lain (riya’).
Perbuatan riya’ dan munafik itu adanya dihati, karena ternyata orang munafik juga shalat
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah,dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali hanya sedikit (QS. An Nisa,4:142)
Abu Umamah hanya kurang peka terhadap tulisan-tulisan saya dalam menyampaikan hadist-hadist yang saya uraikan dalam bentuk praktek. Dikira saya mengarang shalat kreasi baru. Terbukti jamaah saya shalat dimana-mana tidak ada yang aneh. Dan saya pun telah menjadi imam shalat dihadapan ribuan jamaah, namun mereka tidak ada yang protes. Seandainya Abu Umamah bisa menyempatkan shalat berjamaah dengan saya, pasti tidak akan terjadi perdebatan seperti ini. Tetapi tidak apa-apa, insya Allah suatu waktu akan berjumpa dalam shalat bersama.
Kesimpulan dari persoalan pelatihan shalat khusyu’. Selama tidak ada larangan dari Nabi, berarti kebolehan. Yang dilarang adalah merubah syariat shalat. Termasuk bacaan shalat dirubah menjadi bahasa Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Yusman Roy dari Malang (Perdebatan via Teleconference antara Abu Sangkan dengan Yusman Roy di Metro TV).
Ditegaskan disini, shalat diawali dengan niat lalu takbir sampai salam. Diluar itu bukanlah shalat. Maka kegiatan pelatihan shalat bukanlah shalat, tetapi hanya latihan. Bagaimana menurut Anda, sebelum memasuki takbir, bolehkan kita melakukan kegiatan oleh raga, tertawa, atau baca buku? Atau setelah menyelesaikan salam, bolehkan kita melakukan kegiatan gerakan-gerakan bebas seperti melompat dan berlari. Selama itu tidak dilakukan didalam shalat, maka itu bebas (boleh) bukan mengada-mengada soal agama. Tetapi kalau kegiatan itu dilakukan didalam shalat, maka itu bid’ah. Semoga Abu Umamah memahami arti bid’ah dalam beribadah.
Tuduhan bahwa Abu Sangkan Penganut Wihdatul Wujud
Didalam buku saya “Berguru Kepada Allah”. Pada bab misteri Al hallaj, saya justru meluruskan ajaran Al hallaj yang kurang sempurna. Karena Al Hallaj tidak mampu melepaskan kesadarannya, sehingga tidak bisa membedakan mana Allah dan mana dirinya. Inilah yang dinamakan ittihad (penyatuan).
Kesimpulan saya pada bab ini, adalah manusia pada awalnya tidak ada dan akan kembali tidak ada. Yang kekal hanyalah Allah semata. Kullu man ‘alaiha faan …. wa yabqa dzul jalali wal ikram … Apakah ayat ini ada yang salah?. Siapakah sebenarnya yang kekal abadi ?. Namun kalau difahami dengan benar, saya sependapat dengan pejelasan Imam Al ghazaly, bahwa Al hallaj tidak mengaku Allah. Dia hanya membaca ayat yang berbunyi :
innani Ana Allah laa ilha illa ana fa’budnii ….
Sungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang Haq) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.(QS. Thaha 20:14)
Saya hanya menganggap Abu Umamah khilaf dan kurang teliti membaca bab ini. Pikirannya terlalu dipenuhi kecurigaan dan hatinya bergejolak kurang tenang. Dan ilmu tidak akan bisa masuk kepada orang yang hatinya tidak dipenuhi cahaya Ilahy.
Pada bab-bab sebelumnya, banyak ayat-ayat mutasyabihat yang saya kutip. Dan saya tidak berani menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan pikiran saya. Saya hanya membiarkan ayat-ayat mutasyabihat tersebut apa adanya, seperti kalimat yadullah (kedua tangan-Ku). Melihat uraian ini, Abu Umamah tidak faham. Dikira saya membuat pernyataan “mentashbihkan” (menyerupakan) Allah dengan tangan manusia. Sama sekali tidak !! Ayat-ayat mutasyabihat hanya bisa difahami oleh hati orang yang bertakwa. Alif laam mim … dzalikal kitabu laa raiba fiihi hudan lil muttaqien …. Tidak ada satu dalilpun yang mengatakan, bahwa para sahabat menanyakan arti ayat-ayat mutasyabihat kepada Rasulullah dan Beliau tidak memberikan tafsir ayat-ayat mutasyabihat.
Didalam surat Al anfal ayat 17, Allah berfirman :
Maka bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.
Pada ayat ini, apakah Rasulullah dianggap seperti Al Hallaj atau wihdatul wujud?. Jika ditanya: “Wahai Rasulullah, siapakah yang membunuh dan melempar panah ketika engkau membidik panah?”. Kira-kira apa jawaban Beliau ….?? Kalau Beliau menjawab sesuai dengan ayat diatas, pastilah Beliau akan mengatakan, “Allahlah yang melempat panahku …..”
Masihkah Anda menuduh saya wihdatul wujud, yang Anda sendiri tidak paham persoalan ini?.

Tuduhan bahwa Abu Sangkan Menganut Sinkretisme
Mungkin Abu Umamah kurang paham arti sinkretisme, sehingga saya dianggap menganut faham ini. Tidak ada satupun ajaran tersebut dalam buku saya. Justru saya hanya prihatin melihat kemunduran umat islam selama berabad-abad.
Mengapa orang-orang Eropa mampu menemukan sains modern dan mampu menciptakan teknologi canggih?. Ternyata mereka perduli terhadap fenomena alam yang luar biasa, yang memberikan pelajaran bagi manusia. Padahal mereka tidak mengenal Al qur’an. Namun mereka telah memanfaatkan kemampuan berfikirnya dan akal sehatnya untuk meneliti gejala alam yang terhampar luas. Mulai dari energy listrik, nuklir, mineral, bahan kimia, ilmu aerodinamika, biologi, psikologi, neurologi, astronomi, mesin diesel, kapal selam dll. Hampir semuanya dikuasai oleh mereka. Sementara umat Islam hanya diam tidak turut terlibat mengamati sumber alam yang penuh manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa disadari hasil penemuan mereka dimanfaatkan oleh umat Islam seluruh dunia, termasuk negara-negara Arab, meminta bantuan Amerika untuk pengeboran minyak, mengolahnya, bahkan menjualkannya.
Padahal Al qur’an telah memberikan wacana berfikir kepada kita, agar tidak ketinggalan dalam ilmu pengetahuan. Sebagaimana disebutkan ayat-ayat berikut ini :

Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat pelajaran bagimu, Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perut (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah,yang mudah ditelan bagi orang yang hendak meminumnya (QS.An Nahl,16:66)
Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata. Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (QS. Qaaf,50:7-8)
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang beriman. Dari pada penciptaan Kamu dan binatang-binatang yang melata yang bersebar (dimuka bumi) terdapat ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaan Allah bagi kaum yang yakin. Dn pada pergantian malam dan siang serta hujan yang diturunkan Allah dari langit sebagai rezeki lalu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya dengan air hujan itu,dan pda perkisaran angin terdapat pula ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaan Allah bagi mereka yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah, Kami memebacakannya kepadamu sebenarnya,maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan ayat-ayat-Nya. (QS. Al Jastsiyah,45:3-6)
Dalam ayat-ayat diatas terdapat kandungan peringatan untuk umat Islam. Disamping mereka diharuskan membaca Al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, namun diperintahkan pula untuk memikirkan ciptaan Allah sebagai pelajaran. Namun fakta yang terjadi sangat ironis, justru orang-orang kafirlah yang menguasai ilmu pengetahuan, seperti peternakan, geologi, geofisika vulkanologi dan lain sebagainya. Apakah saya disebut sebagai penganut sikretisme kalau saya memahami ilmu-ilmu tersebut? Bukankah saudara Umamah tidak sadar, bahwa ilmu-ilmu tersebut adalah ciptaan Allah dan kita diperintahkan untuk mengambil sebagai pelajaran?

Ulasan-ulasan yang tidak difahami oleh Abu Umamah dalam bukunya Mengenal Lebih Dekat dengan Abu Sangkan halaman 84.
Sangat kelihatan Abu Umamah tidak membaca dengan baik tulisan-tulisan saya;
Padahal uraian saya adalah sebuah kesimpulan dari hadist-hadist nabi yang menyuruh kita shalat dengan serius dan thumaninah dan tidak terburu-buru. Selanjutnya dipraktekkan sebagaimana saya tulis dalam buku saya halaman 58-59.
Padahal semua yang dipraktekkan adalah tuntunan Nabi yang saya jadikan metodologi. Seperti berdiri thumaninah, rukuk, sujud dan tahiyyat. Semuanya dilakukan dengan tenang dan rendah hati. Pertanyaanya adalah :
Apakah dilarang berdiri sehingga tulang-tulang dan sendi-sendi dalam tubuh kita rileks dan tidak tegang ketika shalat ?
Apakah dilarang pikiran hening didalam shalat? Mengapa tidak tidak menyalahkan orang yang pikirannya melamun dan ngelatur kemana-mana ketika shalat? Bukankah itu lebih bid’ah, karena pikiran Rasulullah tidak pernah melamun dalam shalat.
Apakah dilarang ketika hati kita hadir dalam shalat, sementara banyak orang shalat tetapi hatinya tidak hadir?
Apakah dilarang memperbagus shalat dan wudhu’ seseorang dengan dibarengi hatinya ingat kepada Allah, sementara banyak orang berwudhu yang tidak menghayati wudhu’nya sehingga tidak ubahnya mencuci muka biasa?.
Apakah salah orang shalat harus dilakukan dengan kesadaran ?
Sementara Abu Umamah menyalahkan persoalan-persoalan ini.
Kesimpulan dari uraian Umamah, bisa diketahui bahwa dia shalat namun pikirannya tidak tenang, karena ia melarang orang shalat pikirannya hening. Dan shalatnya tidak dilakukan dengan tenang dan tumakninah, karena ia melarang melatih tulang-tulang kembali pada tempatnya. Justru dialah yang yang tidak menjalankan sunnah Nabi, karena yang saya tulis adalah sunnah Nabi dalam mengajarkan shalat kepada para sahabat.
Tolong pelajari lagi hadist-hadist yang memerintahkan untuk sadar dalam shalat, membetulkan tulang-tulangnya sehingga lurus dan tenang didalam setiap gerakan rakaat maupun bacaannya.
Semua hadist yang menyangkut shalat khusyu’ sudah saya himpun dan saya susun menjadi pelajaran bagi yang shalatnya terburu-buru dan pikirannya melayang-layang, dan ini perlu dilatih. Bagi yang tidak mau latihan jangan mengusik orang yang sedang belajar. Melarang orang belajar shalat sama halnya orang-orang Yahudi yang menghalang-halangi shalat, hanya saja dikemas dengan perkataan “bid’ah”, agar tidak terlihat menghalangi orang-orang yang sedang belajar shalat. Kalau memang Abu Umamah orang Islam yang benar, pasti dia akan mendatangi rumah saya dan berdiskusi dengan baik dan penuh akrab dan shilaturrami. Dengan diawali dengan shalat berjamaah tentunya. Inilah akhlak Islam yang sebenarnya yang banyak dilakukan kaum sufi yang bersih hatinya.

Abu Umamah mengaku Ahli Sunnah Waljama’ah ?
Saya belum percaya seratus persen kalau Abu Umamah adalah ahli sunnah wal jamaah. Mengapa demikian? Karena yang saya tahu jumlah hadist Rasulullah dikeluarkan dan diriwayatkan berjumlah puluhan ribu bahkan jutaan jumlahnya. Itupun masih tergantung kedudukan keshahihannya. Dan berapa jumlah hadist yang shahih, hasan, mutawatir, masyhur, muan’an, mudhayyaq, musalsal, ahad, gharib, munqati’? Sudahkan Anda mampu menjalankan seluruh sunnah Nabi? Belum lagi jumlah ayat-ayat dalam Al qur’an, sudahkan Anda mampu menjalankan semuanya?. Apa hukumnya yang tidak menjalankan Islam secara kaafah?. Masihkan Anda berani mengatakan ahli sunnah wal jamaah? Anda tidak ada bedanya dengan saya yang hanya menjalankan sebagian sunnah nabi saja. Anda masih menggunakan uang yang ada gambar orangnya, yang menurut hadist hukumnya haram. Sementara, Anda sering melarang orang melukis makhluk hidup. Hal ini sama halnya orang-orang Saudi yang tidak konsisten, mereka menempelkan lukisan-lukisan Raja Fahd, Raja Abdullah, Raja Suud di setiap hotel di Saudi Arabiayah.
Apa hukumnya orang yang menyesatkan orang lain, sementara saya telah bersyahadat setiap shalat, menjalankan shalat lima waktu, berzakat, berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji ke Baitullah ?
Saya memaafkan Abu Umamah karena dia belum kenal dengan saya, walaupun dia mengaku dalam tema bukunya “Mengenal lebih dekat dengan Abu Sangkan”. Namun dia tidak kenal dengan saya, apalagi berdiskusi dengan baik dan terhomat.
Saya khawatir terhadap Abu Umamah, dia tidak bisa membedakan Islam dan kultur Arab yang keras. Islam adalah akhlak dan lemah lembut, apalagi dalam berdakwah. Al qur’an menyuruh berdakwah dengan cara yang sangat lembut dan mauidhatil hasanah … cara ini dilakukan oleh ulama’ Jawa (Wali Songo) sehingga ummat Hindu tertarik mempelajari Islam, walaupun masih belum sempurna. Mungkin kalau Anda ingin merasakan bagaimana sulitnya berdakwah, cobalah berdakwah di wilayah Hindu, seperti di Bali. Kalau Anda jujur, pasti Anda akan mengatakan Wali Songo itu hebat dan cerdas.
Ulama Jawa, ketika melihat umat Hindu menjalankan ritual kematian mengadakan upacara selama tujuh hari, mereka tidak langsung merubah kultur dan kebiasaan agama sebelumnya. Apalagi langsung menhardik dengan kata-kata kafir sesat dan bid’ah. Mereka mengisi hari-hari tersebut dengan bertahlil dan bertahmid. Maksudnya mengarahkan tauhid mereka agar tidak menyekutukan Tuhan. Lihatlah situs-situs masjid Menara Kudus yang berbentuk seperti candi, pintu gerbang masjid seperti seperti pura Hindu, atap mesjid dibuat seperti pagoda. Mereka tidak merubah pakaian menjadi pakaian Saudi Arabiayah atau Pakistan, india, tetapi tetap menggunakan sarung seperti yang dipakai orang Hindu pergi sembahyang ke pura.
Hal ini terjadi terhadap fiqhuddakwah Partai Keadilan Sejahtera. Mereka melakukan dakwah melalui dan mengisi peluang dunia politik sebagai kendaraan dakwah mereka di DPR. Mereka bertujuan menegakkan syariah, namun dinilai salah oleh beberapa kelompok Islam, karena melalui cara sekuler, yaitu Trias Polica.
Kesimpulan dari penjelasan saya diatas, bukanlah akhir jawaban saya. Karena masih banyak lagi yang bisa saya sampaikan jika diperlukan. Dan saya sangat senang jika bisa berjumpa langsung dengan Abu Umamah demi keadilan dan menjalankan sunnah Al qur’an, yaitu bermusyawarah dengan baik. Dan sekali lagi Abu Umamah bukanlah Ahli Sunnah Waljamaah yang murni, tapi hanya sekedarnya saja. Kalau berjumpa dia, saya bisa tunjukkan hadist mana yang tidak dijalankan oleh dia, dan hadist mana yang telah dilanggar oleh dia.
Hayya ‘alash shalah hayya ‘alal falah …..
Wassalam
ABU SANGKAN
Jl. Kemangsari IV/5, Jatibening
Bekasi.

Ayat Kursi

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, apabila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. Al a’raaf : 201). Was-was adalah keadaan dimana orang tidak bisa bersikap dengan tegas atas keadaan dirinya sehingga jiwa terombang-ambing. Ada beberapa orang yang memahami Alqur’an dengan berbagai macam dalil dan kebutuhannya. Ada yang membaca Alqur’an sekedar untuk pelipur lara dari kesedihannya, dan dengan demikian terobatilah rasa dukanya. Ia mendasari alasannya dengan dalil bahwa Alqur’an itu obat. (Ash shifa’). Bagi orang-orang ahli hikmah, Alqur’an itu adalah sebuah mu’jizat yang bisa di gunakan untuk rajah, mantra, pengobatan, dan jampi-jampi atau wirid-wirid untuk memohon kekuatan kepada Allah. Dasar yang dipakai adalah pendapat seperti kata Ibnut Tien : Menangkal atau merajah, menawar mu’awwidzat dan lain-lainnya dari nama-nama Allah, itulah “thibburruhany”. Apabila diucapkan oleh lisan Al abrar, hasilnya kesembuhan dengan idzin Allah ( Al itqaan 2-165) Kata Al qurthuby : dibolehkan ruqyah dengan kalamullah dan nama-nama-Nya, jika dengan doa-doa yang diterima dari Nabi Saw sendiri, tentu lebih disukai (Al itqaan :2-166) Ada sebagian orang yang memahami Alqur’an dengan pengertian yang sempurna, bahwa Alquran itu adalah tuntunan untuk memahami maksud Allah di dalam perintah dan larangannya. Seperti dalam ayat-ayat yang menganjurkan untuk bermuamalah (jual-beli), bercocok tanam, memperhatikan alam semesta dalam mengatur sebuah negara, dan menjaga kesehatan baik dari segi makanan maupun menjaga kondisi fisik. Alqur’an adalah hudan (petunjuk), yang menuntun kita untuk berbuat apa yang semestinya menurut Allah agar kita mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Misal nya ada sebuah ayat yang berbunyi “kuluu wasyrabuu ….” – Makanlah dan minumlah- Ayat ini kalau tidak difahami dengan benar akan menjadi sebuah peristiwa salah kaprah di dalam penerapannya … sehingga ayat tersebut hanya diulang-ulang dibaca dengan alasan, bahwa dengan membaca ayat ini akan mendapatkan karomah atau kelebihan dari yang menjaga ayat atau huruf dari Alqur’an. Mungkin bagi orang yang mengerti bahasa Arab, akan tersenyum mendengar orang yang membaca ayat ini, ketika melihat orang Indonesia mewiridkan ..makanlah..minumlah ..makanlah minumlah .. makanlah minumlah .. makanlah .. minumlah makanlah minumlah … sebanyak seribu kali ….. Atau penegasan ayat yang mengatakan bahwa Allah itu sangat kuat, sangat dekat, Maha melihat, Maha penyantun , Maha kuasa atas segala sesuatu, dan Maha mendengar….Jika hal ini hanya dibaca diulang-ulang tidak akan membawa dampak kepada perubahan mental atau keimanan seseorang. Sebab kalau tidak difahami sebagai makna sebenarnya, orang akan tetap mencuri, berbohong, mengeluh, dan takut …Akan tetapi jika kita mengerti akan maknanya dengan benar dan menerapkan sebagai pengertian secara dewasa, kita tidak akan berani berbohong karena Allah sangat mendengar bisikan hati kita, kita tidak akan mengeluh karena Allah sangat memperhatikan manusia yang mau mendekat, kita tidak akan berbuat korupsi karena Allah selalu mengawasi perbuatan kita setiap saat….. Begitu juga dengan bacaan ayat kursi yang diwiridkan. Saya tidak menyalahkan orang yang mendawamkan bacaan ayat ini, karena Rasulullah sendiri menganjurkan untuk sering membacanya, yang tujuannya agar memahami isi kandungan ayat tersebut, yaitu membuka hijab manusia, untuk menyadari bahwa Dialah Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Dia, yang senantiasa hidup dan menguasai dan memelihara kepentingan hamba-Nya. Tidak dipengaruhi oleh kantuk dan tidak pula oleh tidur. Tuhanlah yang mempunyai segala apa yang dilangit dan segala apa yang di bumi. Siapakah gerangan yang memberi syafaat di sisi-Nya dengan tiada seizin-Nya. Ia mengetahui apa yang dihadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka, sedang mereka tiada meliputi (mengetahui) sesuatu dari ilmu-Nya melainkan sekedar yang Tuhan kehendaki, termasuk segala urusan langit dan bumi dan tiada berat lagi bagi Allah memelihara langit dan bumi itu, dan Allah itu maha Tinggi lagi Maha Besar (Ayat Kursi). Maksud ayat ini adalah agar kita menyadari bahwa Allah itu sangat luas kekuasaanNya, semua dalam liputannya (pengawasannya), Dia tidak dipengaruhi oleh kantuk dan tidur. Dia mengetahui apa yang dibelakang (tersembunyi) dan apa yang di hadapan kita. Sehingga jika kita memahami ayat ini secara benar maka tidak-lah mungkin orang akan berbuat seenaknya, seperti korupsi, berdusta, curang dan pengrusakan alam sekitarnya. Akan tetapi jika ayat ini hanya dijadikan sebuah wiridan, tanpa mengerti maksud tujuan ayat tersebut, yang terjadi malah sebaliknya, akan terjadi arogansi si pembaca karena kadang si pembaca malah menunggu bantuan dari khadam pemelihara ayat-ayat tersebut sehingga menjadikan dirinya terjebak kedalam nilai kesyirikan yang di kutuk oleh Allah. Saya sering mendengarkan orang berbicara mengenai wirid yang di dawamkan akan mempunyai khadam pembantu yang akan selalu menolong siapa saja yang mengamalkannya. Hal ini sangat bertentangan dengan ayat tersebut yang menegaskan bahwa Allah adalah Sang Penolong, Yang memelihara semua makhluk-Nya, tempat meminta. Agar kita tidak terjebak dengan pengertian yang keliru, maka hendaklah ketika kita membaca ayat kursi, menghayati maksud ayat tersebut. Kita di perintahkan bersandar kepada Allah, janganlah engkau takut karena Allah mengawasi kita …percayakan semua urusan kepada petunjuk Allah. Di dalam mewiridkan, jangan sedikitpun mengharapkan datangnya petunjuk dari selain Allah (misalnya khadam, orang berjubah putih, atau orang yang mengaku wali dll), hanya Allah tujuan kita, selain itu kita tolak ! Ayat kursi kita jadikan sebuah prinsip hidup di dalam bertauhid kepada Allah. Mari kita coba menghayati prinsip-prinsip itu dalam kehidupan kita…. Ya Allah , Tiada Tuhan kecuali Engkau …. Ya Allah Engkau sedang memperhatikan gerak-gerik hatiku, nafasku, fikiranku, dan aliran darahku….. Ya Allah …Engkau melihat perbuatanku yang lalu dan yang akan datang ..karena Engkau tidak pernah tidur…dan Engkau yang tahu kejadian yang akan datang …yang tersembunyi dan yang dhahir, karena Engkau yang Maha Ghaib. Ya Allah Engkaulah yang memelihara alam ini , dan yang menjaga Arsy. Ya Allah dengan segala kerendahan hatiku aku berserah dan takluk dihadapan-Mu karena Engkaulah yang Maha Kuasa, Yang Meliputi dan Maha Melihat ….. Inilah prinsip yang harus kita terapkan setelah membaca makna ayat kursi …bukan sekedar untuk dibaca dan di ulang-ulang (wirid)….. dengan demikian anda akan keluar dari persoalan pengaruh secara kejiwaan seperti pada mimpi anda (object to be a victim) Seperti sebuah ayat yang sebut diatas, tentang perintah makan dan minum …jika ayat-ayat ini hanya di baca dan diwiridkan, kita tidak akan mendapatkan pesan apa yang diinginkan oleh Allah yaitu ..memakan dan meminum, yang tujuannya untuk membangun tubuh menjadi tumbuh dan sehat ….. Ayat kursi merupakan ilmu pamungkasnya orang-orang mukmin jika diterapkan dengan benar…dia tidak akan pernah takut, tidak pernah khawatir, hatinya akan selalu waspada karena Allah melihat kelebat hati setiap manusia ….. Mudah-mudahan ayat kursi menjadi prinsip hidup yang ideal . bukan sekedar mencapai target hitungan dan waktu ..karena tauhid adalah kehidupan dan keimanan yang tidak boleh ditentukan oleh jarak dan waktu ….. Abu Sangkan Wassalam Moderator Ghozali Shalat Center Pusat Kemang sari IV No.5 Jatibening baru Pondok Gede Bekasi 17412 021-84978836 / 0858 8383 9281 sekretariat@shalatcenter.com Menyediakan Buku,CD,VCD & DVD karya Ustadz Abu Sangkan melayani pemesanan dalam & luar kota

Rahasia Huruf Alquran

Rahasia huruf yang terkandung dalam Alquran, secara tegas Rasulullah tidak pernah menjelaskan rahasia ini. Hanya saja beliau mengisyaratkan bahwa di dalam Alquran itu jika diringkas, inti Alquran itu adanya dalam surat Al Fatihah sehingga disebut ummul qur'an, ... kemudian oleh ulama sufi di kembangkan menjadi suatu ilmu dalam mencari hakikat huruf atau firman ….

Mungkin cara yang ditempuh oleh para guru-guru sufi sering kali membuat bingung pengamat, sehingga mereka dianggap orang yang mengada-ada dalam beragama. Sebenarnya tidaklah demikian, ... saya sendiri bukanlah penganut faham ajaran para sufi tentang rahasia huruf yang mereka kemukakan. Akan tetapi saya hanyalah orang yang mencoba mengerti methode yang di sampaikan sebagai pendekatan ilmu, ... agar sang murid mudah memahami dalam arti hakikat. Bagi saya hal itu sah saja, karena di dalam memberikan pengertian arti tersembunyi sangatlah sulit, sehingga mereka mempunyai cara yang indah untuk memudahkan dalam memberikan arti rahasia ketuhanan dengan sederhana. Hal ini saya ungkapkan agar para pengamat tidaklah mencurigai ajaran para sufi ini.

Mari kita fahami rahasia huruf ini dengan pengertian kita sekarang…. Huruf adalah sebuah rumus yang pada mulanya tidak memiliki arti apa-apa, ... kemudian tersusun menjadi sebuah kata dan susunan kata menjadi sebuah kalimat dari kalimat terkandung sebuah pengertian, ... dan pengertian itu bukanlah sebuah kalimat !!

Kalau kita perhatikan sebelum ada kesepakatan manusia mengenai rumusan huruf, huruf adalah sebuah artikulasi yang timbul dari dorongan udara yang terhalang oleh pita suara pada tenggorokan, sehingga menghasilkan bunyi … kata ADUH !! AU !! bukan sebuah kalimat tetapi mengandung sebuah pengertian menunjukkan rasa sakit atau terkejut.

Seandainya rumus-rumus itu tidak ada maka huruf, kata, kalimat pun tidak ada, ... akan tetapi walaupun rumus-rumus huruf tidak ada, namun hakikat pengertian dalam diri manusia tetap ada. Anda akan menemukan bahasa yang sama pada diri manusia seluruh dunia yaitu bahasa jiwa, yang tidak berhuruf, tidak bersuara, tidak bergambar. Maka benarlah jika demikian bahwa Alqur'an itu awalnya adalah bahasa wahyu (bahasa Allah) laa shautun wala harfun tidak berupa suara dan bukan berupa huruf yang di-translate kedalam bahasa manusia yaitu bahasa Arab !! Pada saat itu Rasulullah hanya mengerti dengan jelas apa yang telah turun kedalam jiwanya. Bahasa Allah itu berupa ilham / wahyu, menurut kamus bahasa Arab dalam Munzid, ilham itu berarti memasukkan pengertian kedalam jiwa orang itu dengan cepat. Dikehendaki dengan cepat, ialah dituangkan sesuatu pengetahuan-pengetahuan ke dalam jiwa dalam sekaligus dengan tidak lebih dahulu timbul fikiran dan muqadimat-muqadimatnya, ... seperti binatang lebah, ketika menerima wahyu dari Allah, binatang itu tidak mengenal huruf, akan tetapi mereka mampu menangkap ajaran Allah ketika Allah menginstruksi-kan membuat rumah-rumahnya yang indah dan tersusun rapi dan cerdas !

Pengertian itu tidak terdiri dari rangkaian huruf atau suara. seperti perasaan CINTA dan Perasaan RINDU dan perasaan ini tidak ada tertulis huruf C-I-N-T-A, ... walaupun anda tidak menggunakan rangkaian huruf dan suara mengapa anda memahami rindu dan cinta itu, ... akhirnya anda menterjemahkan kedalam bahasa manusia menjadi aku rindu, aku cinta …. Keadaan ini sangat jelas dan tidak bisa bercampur dengan perasaan lainnya. Cinta itu sangat jelas tempatnya bahkan anda mampu menceritakan dengan bahasa yang lugas. Inilah rahasia firman Allah yang akan diungkapkan oleh ulama sufi dalam bahasa yang indah dan dimengerti oleh murid-muridnya.

Selanjutnya setelah anda mengerti akan uraian saya diatas maka marilah kita membahas maksud pertanyaan saudara mengenai rahasia huruf dalam Alqur'an.

Alquran mengandung 6666 ayat, terhimpun dalam AL FATIHAH dan Al fatihah pula terhimpun dalam BISMILLAHIRRAHMAN NIRRAHIM dan bismillahirrahman nirrahim terhimpun dalam Alif, sedangkan ALIF terhimpun dalam BA' dan pada Ba' terhimpun pada titiknya. Pada titik inilah awal mula semua kejadian bentuk huruf….

Hampir mudah sekarang kita memahami maksud rumusan diatas, karena kita tahu bahwa Al qur'an itu adalah firman Allah mengandung seluruh perintah dan larangannya, tata hukum dan sejarah bangsa-bangsa manusia, ... pada seluruh rangkaian firman sebanyak 30 juz itu ternyata terangkum dalam ummul qur'an (Al fatihah).

Pada ummul qur'an menyimpulkan inti ajaran Alquran :
Tentang masalah ketuhanan yaitu sifat af'al dan Dzat Allah…Dialah Allah yang memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Tidak ada yang berhak menyandang pujian kecuali Dia Dia lah tempat segalanya bergantung Karena Dia adalah penguasa alam semesta Kepada-Nya manusia memohon pertolongan dan petunjuk Demikianlah kesimpulan maksud ummul Qur'an, yaitu berserah dan menerima Allah serta bersandar kepada yang Maha menguasai alam dan diri manusia.

Berarti dari rangkaian ayat-ayat dalam Al fatihah adalah tertumpu pada huruf ba' (dalam tata bahasa Arab sebagai ba' sababiyah), artinya semua yang ada berasal dari huruf ba' dengan sebab ismi (nama). Kalau di pisah bi- ismi- Allah (bismillah) semua yang ada karena sebab adanya Asma, pada Asma terdapat yang memiliki Asma yaitu Dzat, ini terangkum dalam arti titik, karena titik baru bersifat Kun (jadilah) maka terjadilah segala sesuatu. Karena kun-Nya yang dilambangkan dengan titik, merupakan asal dari segala coretan huruf berasal dari titik-titik yang beraturan menjadi garis, garis menjadi bentuk atau wujud. Sedangkan dzat tidak berupa titik karena titik masih merupakan sifat dari pada DZAT !! artinya Kun Allah bukanlah DZAT, karena Kun (kalam / wahyu) adalah sifat dari pada Dzat, bukan Dzat itu sendiri, ... sehingga arti titik adalah akhir dari segala ciptaan, pada titik ini terkandung ide-ide yang akan tergores suatu bentuk dan pada wilayah inilah yang dimaksud para kaum sufi sebagai Nur Muhammad (cahaya terpuji), karena segala sesuatu akan memuja dan mengikuti kehendak Dzat, dan Dzat berkata melalui Kun-Nya, maka jadilah semuanya. Hal ini juga terurai dalam filsafat yang menunjukkan arti hidup, diurai dalam makna yang berbeda, akan tetapi mempunyai kandungan pengertian yang hampir mirip dengan uraian saya diatas.

Seorang guru besar mengajarkan kepada anaknya hal berikut :

Ambilkan aku buah pohon itu disana itu
Sang murid menjawab, Ini dia yang mulia ….
Belah dua-lah itu.
Sudah terbelah, yang mulia
Apakah yang kamu lihat ?
Saya melihat biji yang amat kecil
Belah dua-lah salah satu dari padanya
Dia sudah terbelah, yang mulia
Apakah yang kamu lihat didalamnya ?
Tidak ada sesuatu apapun, yang mulia

Sang guru berkata :

Yang halus ialah unsur hidup
Yang tak tampak olehmu
Dari yang halus itulah sebenar yang ada
Yang dari padanya sekalian ini terjadi
Itulah hakikat yang sejati,
Itulah hidup
Itulah kamu ……

Dari sebuah biji, terangkum ide-ide yang akan terjadi, ... nanti akan ada sebuah akar yang menjulur, daun-daun yang hijau, batang yang kokoh serta buahnya yang ranum. Dan itu terangkum dalam sesuatu yang tak terlihat, yaitu hakikat hidup

Syekh An Nafiri menguraikan masalah huruf ini dalam kitab Raaitullah (Aku telah Melihat Allah). Beliau dalam pembahasan masalah hakikat juga menggunakan 'huruf' sebagai lambang segala sesuatu tercipta untuk mengungkapkan bahwa dzat itu bukanlah sebuah apa yang bisa digambarkan, sebab segala sesuatu yang masih bisa digambarkan disebut dengan huruf.

Huruf dirangkai menjadi perkataan, dari perkataan menjadi pendapatan, pendapatan bersama dengan perkataan akan menjadikan bilangan. Pendapatan disatukan dengan bilangan perkataan, dan bilangan perkataaan disatukan dengan bilangan pendapatan menimbulkan kekuatan magis, dan atas dasar hukum peringatan hal yang demikian adalah masuk dalam kekufuran. Hukum bilangan kata adalah hukum bantah-membantah (sengketa) yang satu berlawanan dengan yang lain, hal mana membawa kepada kepiluan dan kecemasan, hal yang demikian adalah kemustahilan belaka dan menjadikan ketegangan dan keguncangan.

Asma (nama-nama) dan sifat-sifat dan Af'al (perbuatan-perbuatan) adalah hijab belaka atas Dzat ilahiat. Karena sesungguhnya Dzat ilahiat itu tidak dapat menerima pembatas. Dzat ilahiyat itu berada pada tingkat ketinggian, sedangkan pelepasan (penanggalan tajrid) dan Asma dan Ilahiyat adalah urut-urutan yang menurun. Asma dengan Dzat Asmanya berdiri tanpa perbuatan, Asma dapat berbuat hanya dikarenakan Dzat Allah semata…dan sesungguhnya persoalannya berkisar bagaikan perkakas dan alat-alat dan huruf di dalam surga adalah merupakan alat-alat dan perkakas…..

Kesimpulan dari semua keterangan diatas adalah:
Para sufi ingin memudahkan dalam pencaharian Tuhannya melalui firman dan ciptaannya….
Secara berurutan terurai sebagai berikut …
Alam adalah firman Allah yang tak tertulis (ayat-ayat kauniyah), dan
Alqur'an adalah ayat-ayat kauliyah …
Semua alam semesta tergelar atas Asma Allah (bismillah)
Asma terkandung kehendak …
Kehendak terkandung dalam sifat…
Sifat terkandung dalam Af'al
Af'al terkandung pada Dzat
Semua itu adalah hijab, karena asma, sifat, af'al bukanlah dzat itu sendiri … itulah yang dimaksud para sufi bahwa segala yang tergambarkan adalah HURUF, dan merupakan hijab, ... dan Dzat berada dibalik TITIK … dzat tidak bisa digambarkan oleh sesuatu, ... untuk mengetahui Dzat Allah harus menyingkirkan huruf dan titik, karena itu adalah hijab !!

Demikian semoga Allah membuka hati kita amin

SUJUD

Ketika seseorang sedang melaksanakan sholat baik itu sunat maupun wajib, ada gerakan dimana mengisyaratkan penghambaan diri kepada Pencipta Alam Semesta, Alloh SWT yaitu melakukan sujud. Sujud dilakukan selain sebagai tanda penghambaan juga biasanya dilakukan ketika mendapatkan nikmat, ini yang dinamakan sujud syukur, dan ini dilakukan diluar sholat namun jika dilakukan ketika sholat, maka di sujud di rakaat terakhir karena di saat inilah permohonan ampunan dan doa , insya Alloh terkabul. Anggota badan yang termasuk dalam melakukan sujud ada tujuh yaitu dua telapak tangan, dua telapak kaki, dua lutut ( kanan dan kiri) dan wajah ( kening dan hidung)

Ketika melakukan sujud, kening tidak boleh terhalang oleh apapun baik itu rambut maupun kopiah yang dipergunakan. Oleh karena inilah di Asia Selatan ada kopiah yang digunting bagian keningnya sehingga keningnya tidak terhalang kopiah dan posisi kopiah tetap tegak tidak dimiringkan. Mengapa begitu pentingnya kening ? Karena kening adalah bagian dari kepala dan didalam kepala ada akal, pikiran, otak dan anggota lainnya.

Takbiratul Ihram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I’tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dalam.

Pacu Kecerdasan
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

Perindah Postur
Gerakan gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan. Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Mudahkan Persalinan
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Perbaiki Kesuburan
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Awet Muda
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada ke¬kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pen¬tingnya, gerakan ini menghin¬darkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya

Kalimat sujud di dalam al-Qur'an
Ayat-ayat al-Qur'an yang mengandungi perkataan "sujud" adalah:

2:34. Dan apabila Kami berkata kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali Iblis. Ia enggan, dan ia sombong, dan ia menjadi antara orang-orang yang tidak percaya (kafir).

2:58. Dan apabila Kami berkata, "Masuklah bandar raya ini, dan makanlah dengan senang daripadanya di mana sahaja kamu mengkehendaki, dan masuklah pada pintu gerbang dengan bersujud, dan katakanlah, 'Tidak membebankan' ; Kami akan mengampuni kamu atas pelanggaran- pelanggaran kamu, dan menambahkan kepada orang-orang yang berbuat baik ".

2:125. Dan apabila Kami membuatkan Rumah untuk menjadi tempat berkunjung bagi manusia, dan tempat aman, dan, "Ambillah bagi kamu medan Ibrahim untuk tempat solat ". Dan Kami membuat perjanjian dengan Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah Rumah-Ku untuk orang-orang yang mengelilinginya, dan orang-orang yang bertekun (iktikaf), dan orang-orang yang tunduk, orang-orang yang sujud ".

3:43. Wahai Mariam, patuhlah kepada Pemelihara kamu, sujudlah, dan tunduklah, bersama orang-orang yang tunduk ".

3:113. Tidaklah mereka semua sama; sebahagian daripada ahli Kitab adalah satu umat yang tegak, yang membaca ayat-ayat Allah pada tengah malam, dan bersujud.

4:102. Apabila kamu di kalangan mereka, dan melakukan solat bagi mereka, maka hendaklah segolongan daripada mereka berdiri bersama kamu, dan hendaklah mereka mengambil senjata-senjata mereka. Apabila mereka sujud, hendaklah mereka berada di belakang kamu, dan hendaklah segolongan lain yang belum menyembah datang, dan menyembah bersama kamu, dengan mengambil kewaspadaan mereka dan senjata-senjata mereka. Orang-orang yang tidak percaya beringinkan kamu lengah daripada senjata-senjata kamu, dan barang-barang kamu, lalu mereka akan menyerbu kamu dengan serbuan sekali gus. Dan tidaklah bersalah ke atas kamu jika kamu dalam gangguan daripada hujan, atau kamu sakit, untuk meletakkan senjata-senjata kamu, tetapi ambillah kewaspadaan kamu. Allah menyediakan bagi orang-orang yang tidak percaya, azab yang hina.

4:154. Dan Kami menaikkan di atas mereka Gunung, dengan mengambil perjanjian mereka dan Kami mengatakan kepada mereka, "Masuklah pintu gerbang dengan bersujud", dan Kami mengatakan kepada mereka, "Janganlah mencabuli Sabat"; dan Kami mengambil daripada mereka satu perjanjian yang kukuh.

7:11. Kami mencipta kamu, kemudian Kami membentuk kamu, kemudian Kami berkata kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka sujud, kecuali Iblis; ia bukanlah daripada orang-orang yang sujud.

7:12. Berkatalah Dia, "Apakah yang menghalangi kamu daripada bersujud ketika Aku memerintahkan kamu?" Berkata, "Aku lebih baik daripada dia. Engkau cipta aku daripada api, dan dia Engkau cipta daripada tanah liat ".

7:120. Dan ahli-ahli sihir melemparkan diri, bersujud.

7:161. Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Tinggallah di bandar raya ini, dan makanlah daripadanya di mana sahaja kamu mengkehendaki; dan katakanlah, 'Tidak membebankan' ; dan masuklah pada pintu gerbang, dengan bersujud. Kami akan mengampuni kamu atas pelanggaran- pelanggaran kamu, dan menambahkan kepada orang-orang yang berbuat baik ".

7:206. Sesungguhnya orang-orang yang di sisi Pemelihara kamu tidak menyombongkan diri untuk menyembah-Nya; mereka melafazkan sanjungan-Nya, dan kepada-Nya mereka sujud.

9:112. Orang-orang yang bertaubat, orang-orang yang menyembah, orang-orang yang memuji, orang-orang yang berpergian, orang-orang yang tunduk, orang-orang yang sujud, orang-orang yang menyuruh pada yang baik dan melarang daripada kemungkaran, dan orang-orang yang menjaga had-had Allah - dan berilah kamu berita gembira kepada orang-orang mukmin.

12:4. Apabila Yusuf berkata kepada bapanya, "Ayah, saya melihat sebelas bintang, dan matahari, dan bulan; saya melihat mereka sujud kepada saya ".

12:100. Dan dia menaikkan ibu dan bapanya ke atas arasy (singgahsana) ; dan yang lain, jatuh bersujud kepadanya. Berkata, "Ayah, inilah interpretasi mimpi saya yang dahulu; Pemelihara saya telah membuatnya benar. Dia telah berbudi baik kepada saya apabila Dia mengeluarkan saya dari penjara, dan Dia mendatangkan kamu dari gurun setelah syaitan menyelisihkan antara saya dan saudara saya. Pemelihara saya halus terhadap apa yang Dia mengkehendaki; sesungguhnya Dialah Yang Mengetahui, Yang Bijaksana.

13:15. Kepada Allah sujud segala yang di langit dan bumi, dengan rela atau membenci, seperti juga bayang-bayang mereka pada waktu pagi dan petang.

15:29. Apabila Aku telah membentukkannya, dan menghembuskan Roh-Ku ke dalamnya, jatuhlah kamu dengan bersujud kepadanya.

15:30. Kemudian para malaikat sujud, kesemuanya.

15:31. Kecuali Iblis; ia enggan untuk menjadi antara orang-orang yang sujud.

15:32. Berkatalah Dia, "Wahai Iblis, apakah sebabnya kamu tidak bersama orang-orang yang sujud?"

15:33. Berkata, "Aku tidak akan sujud kepada makhluk yang Engkau cipta daripada tanah liat yang kering, daripada lumpur yang dibentuk ".

15:98. Dan menyanjunglah kamu dengan memuji Pemelihara kamu, dan jadilah antara orang-orang yang sujud,

16:48. Tidakkah mereka merenungkan segala sesuatu yang Allah menciptakan yang menebarkan bayangnya ke kanan dan ke kiri, bersujud kepada Allah dengan merendah diri?

16:49. Kepada Allah sujud segala yang di langit, dan tiap-tiap makhluk yang merayap di bumi, dan para malaikat. Mereka tidak menyombongkan diri.

17:61. Dan apabila Kami berkata kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka sujud, kecuali Iblis. Ia berkata, "Adakah aku akan sujud kepada apa yang Engkau cipta daripada tanah liat?"

17:107. Katakanlah, "Percayalah kepadanya, atau tidak mempercayai; orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya, apabila dibacakan kepada mereka, jatuh di atas dagu-dagu mereka dengan bersujud,

18:50. Dan apabila Kami berkata kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka sujud, kecuali Iblis; ia adalah daripada jin, dan ia melakukan kefasiqan terhadap perintah Pemeliharanya. Apa, adakah kamu mengambil ia dan keturunannya untuk menjadi wali-wali (sahabat-sahabat) kamu, selain daripada Aku, sedang mereka adalah musuh bagi kamu? Betapa buruknya pengganti bagi orang-orang yang zalim!

19:58. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah merahmati ke atas mereka - para Nabi daripada keturunan Adam, dan daripada orang-orang yang Kami bawa bersama Nuh, dan daripada keturunan Ibrahim dan Israil, dan daripada orang-orang yang Kami telah memberi petunjuk dan Kami pilih. Apabila ayat-ayat Yang Pemurah dibacakan kepada mereka, mereka jatuh bersujud, dan menangis.

20:70. Dan ahli-ahli sihir melemparkan diri-diri mereka, bersujud. Mereka berkata, "Kami percaya kepada Pemelihara Harun dan Musa ".

20:116. Dan apabila Kami berkata kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka sujud, kecuali Iblis; ia enggan.

22:18. Tidakkah kamu melihat bagaimana kepada Allah sujud segala yang di langit, dan segala yang di bumi, dan matahari, dan bulan, dan bintang-bintang, dan gunung-gunung, dan pokok-pokok, dan haiwan-haiwan, dan ramai daripada manusia? Dan ramai, wajarlah azab ke atas mereka; dan sesiapa yang Allah menghinakan, maka tiadalah yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah buat apa sahaja yang Dia mengkehendaki.

22:26. Dan apabila Kami menempatkan untuk Ibrahim tempat Rumah, "Janganlah kamu menyekutukan Aku dengan sesuatu. Dan kamu bersihkanlah Rumah-Ku untuk orang-orang yang mengelilinginya, dan orang-orang yang berdiri, dan orang-orang yang tunduk, orang-orang yang sujud.

22:77. Wahai orang-orang yang percaya, tunduklah kamu dan sujudlah kamu, dan sembahlah Pemelihara kamu, dan buatlah kebaikan, agar kamu beruntung.

25:60. Tetapi apabila dikatakan kepada mereka, "Sujudlah kamu kepada Yang Pemurah", mereka berkata, "Dan apakah ia Yang Pemurah? Adakah kami akan sujud kepada apa yang kamu memerintahkan kami?" Dan ia menambahkan mereka dalam pelarian.

25:64. Yang melalui malam dengan bersujud kepada Pemelihara mereka, dan berdiri.

26:46. Maka ahli-ahli sihir melemparkan diri, bersujud.

26:219. Dan apabila kamu berbalik-balik antara orang-orang yang sujud.

27:24. Aku mendapati dia dan kaumnya sujud kepada matahari, selain daripada Allah; syaitan menampakkan indah amalan-amalan mereka bagi mereka, dan ia menghalangi mereka daripada jalan, maka mereka tidak mendapat petunjuk.

27:25. Supaya mereka tidak sujud kepada Allah, yang mengeluarkan yang tersembunyi di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu menyembunyikan dan apa yang kamu menyiarkan. Orang-orang yang mempercayai ayat-ayat Kami hanyalah yang apabila mereka diperingatkan dengannya jatuh bersujud, dan mereka menyanjung dengan memuji Pemelihara mereka, dan tidak menyombongkan diri. Apabila Aku telah membentuknya, dan menghembuskan Roh-Ku ke dalamnya, jatuhlah kamu sujud kepadanya!" Kemudian para malaikat sujud, kesemuanya, Berkata, "Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu daripada bersujud kepada apa yang Aku telah cipta dengan tangan-Ku Sendiri? Adakah kamu menyombongkan diri, atau kamu termasuk orang-orang yang tinggi?" Atau, adakah orang yang patuh pada waktu malam, sujud dan berdiri, sedang dia takut pada akhirat, dan mengharapkan pengasihan Pemeliharanya? Katakanlah, "Adakah mereka sama - orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Hanya orang-orang yang mempunyai minda mengingati.

41:37. Dan daripada ayat-ayat-Nya adalah malam dan siang, dan matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari dan bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang mencipta mereka, jika Dia kamu sembah.

48:29. Muhammad adalah rasul Allah, dan orang-orang yang bersama dia, keras terhadap orang-orang yang tidak percaya, pengasih sesama mereka. Kamu melihat mereka tunduk, sujud, mencari pemberian daripada Allah, dan kepuasan hati. Tanda mereka adalah pada muka-muka (wajah) mereka, bekas sujud. Itulah persamaan mereka di dalam Taurat, dan persamaan mereka di dalam Injil - seperti sebiji benih yang mengeluarkan tunasnya, dan menguatkannya, dan ia membesar dengan tegap, dan tegak di atas ganggangnya, menakjubkan penyemai-penyemai, supaya melaluinya Dia menimbulkan marah orang-orang yang tidak percaya. Allah menjanjikan orang-orang antara mereka, yang percaya dan membuat kerja-kerja kebaikan, dengan keampunan dan upah yang besar.

50:40. Lafazlah sanjungan-Nya pada malam hari, dan pada hujung-hujung sujud.

53:62. Maka kamu sujudlah kepada Allah, dan sembahlah!

55:6. Dan bintang-bintang dan pokok-pokok bersujud,

68:42. Pada hari apabila betis disingkap, dan mereka diseru untuk bersujud, tetapi mereka tidak boleh.

68:43. Pandangan mereka merendah, kehinaan menutupi mereka, kerana mereka telah diseru untuk bersujud sedang mereka sejahtera.

76:26. Dan sebahagian daripada malam; sujudlah kepada-Nya, dan sanjunglah Dia melintasi malam yang panjang.

84:21. Dan apabila al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka tidak sujud?

96:19. Tidak sekali-kali! Janganlah kamu mentaatinya, dan sujudlah, dan dekatkanlah

WUDLU

W
Wudhu


Wudhu, secara sederhana dapat diartikan sebagai gerakan syar'i yang terdiri dari membasuh muka, tangan, kepala, telinga maupun kaki. Wudhu diposisikan sebagai amaliah yang benar-benar menghantar kita semua, untuk hidup dan bangkit dari kegelapan jiwa. Dalam wudlu segala masalah dunia hingga akhirat disucikan, diselesaikan dan dibangkitkan kembali menjadi hamba-hamba yang siap menghadap kepada Allah SWT. Bahkan dari titik-titik gerakan dan posisi yang dibasuh air, ada titik-titik sentral kehambaan yang luar biasa. Itulah, mengapa para sufi senantiasa memiliki wudhu secara abadi (wudhu daim), menjaga kesucian dalam kondisi dan situasi apa pun, ketika mereka batal wudhu, langsung mengambil wudhu seketika.

Wudhu adalah juga termasuk hydro-therapy atau terapi air. Dalam satu ayat Allah berfirman secara khusus mengenai wudhu.
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila engkau hendak mendirikan sholat, maka basuhlah wajahmu dan kedua tanganmu sampai siku-siku, dan usaplah pada kepalamu dan kaki-kakimu sampai kedua mata kaki¦"

Manusia yang mengaku beriman, apabila hendak bangkit menuju Allah ia harus berwudhu jiwanya. Ia bangkit dari kealpaan demi kealpaan, bangkit dari kegelapan demi kegelapan, bangkit dari lorong-lorong sempit duniawi dan mimpi di tidur panjang hawa nafsunya. Ia harus bangkit dan hadir di hadapan Allah, memasuki "sholat" hakikat, dalam munajat demi munajat, sampai ia berhadapan dan menghadap Allah.

Manfaat wudhu.

"Sungguh ummat-Ku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhunya". (HR Bukhari dan Muslim). Selain memiliki banyak keutamaan, wudhu ternyata sangat bermanfaat terhadap kesehatan. Dr Ahmad Syauqy Ibrahim, peneliti bidang penderita penyakit dalam dan penyakit jantung di London mengatakan, "Para Pakar sampai pada kesimpulan mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada syaraf dan otot, menormalkan detak jantung, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)".

Dalam buku Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah dijelaskan, setelah melalui eksperimen panjang, ternyata orang yang selalu berwudhu mayoritas hidung mereka lebih bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Rongga hidung bisa mengantarkan berbagai penyakit. Dari hidung, kuman masuk ke tenggorokan dan terjadilah berbagai radang dan penyakit. Apalagi jika sampai masuk ke dalam aliran darah. Barangkali inilah hikmah dianjurkannya istinsyaaq (memasukkan air ke dalam hidung) sebanyak tiga kali kemudian menyemburkannya setiap kali wudhu.

Ada pun berkumur-kumur dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi. Berkumur menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel. Sementara membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberi manfaat menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri. Apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit. Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah penyakit tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah.

Dari segi rohani, wudhu menggugurkan 'daki-daki' yang menutupi pahala. Bersama air wudhu, dosa-dosa kita dibersihkan, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah RA,
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, tatkala ia membasuh wajahnya keluarlah dari wajahnya seluruh dosa yang dilakukan matanya bersamaan dengan air itu atau dengan tetesan terakhirnya. Apabila dia membasuh dua tangannya maka akan keluar seluruh dosa yang dilakukan tangannya bersamaan dengan air itu atau tetesan air yang terakhir. Apabila dia membasuh dua kakinya maka keluarlah seluruh dosa yang telah dilangkahkan oleh kakinya bersama air atau tetesannya yang terakhir sehingga dia selesai wudhu dalam keadaan bersih dari dosa-dosa ". (HR Muslim)

Maka, berbahagialah orang-orang yang selalu menjaga wudhunya dan menjaga hatinya tetap suci.

Rahasia di balik Ritual Wudhu; "Sempurnakanlah dalam berwudhu dan gosoklah sela-sela jari kalian". Hal ini diterangkan dalam hadist riwayat Imam yang empat (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad Hambal). Menurut pandangan medis hal ini sangatlah rasional. Karena pada bagian tersebut terdapat banyak serabut saraf, arteri, vena, dan pembuluh limfe. Menggosok pada sela-sela jari sudah semestinya memperlancar aliran darah perifer (terminal) yang menjamin pasokan makanan dan oksigen. Titik lain yang terkena basuhan air adalah siku. Selain menyentuh aspek hygiene, pada siku bagian bawah terdapat titik-titik penting dalam akupuntur. Termasuk juga ujung tungkai (lutut ke bawah) memiliki titik akupuntur yang penting.

Pada bagian telingga pun memiliki titik akupuntur. Menurut cabang spesifikasi kedokteran di China, bagian telinga bisa direpresentasikan sebagai tubuh manusia. Bentuk telinga ini serupa dengan bentuk tubuh saat meringkuk dalam rahim ibu. Kepalanya adalah bagian yang sering dipasang anting. Dalam lubang adalah rongga tubuh tempat tersimpannya organ-organ dalam. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan berpengaruh baik terhadap fungsi organ dalam. Adapun lingkaran luar menggambarkan punggung. Pemijatannya juga seolah melakukan stimulasi daerah punggung dan ruas-ruas tulang belakang.

Lalu adakah rahasia matematis antara hubungan ritual wudhu dengan susunan tulang dan sendi? Menurut dr Sagiran, jumlah ruas tulang manusia ada 354 yang sama dengan jumlah hari dalam satu tahun hijriah. Hitungan jumlah ini didapat dari rumus, yakni anggota wudhu di kaki, di tangan, dan di muka yang dibasuh pada saat wudhu dikalikan dengan kali pembasuhan. Kalau tangan dan kaki di basuh tiga kali, kepala diusap hanya sekali. Maka ritual berwudhu seperti halnya sama saja dengan membasuh seluruh tubuh. Selain sebagai ritual bersuci, berwudhu juga mengandung unsur perawat kesehatan tubuh.

Abu Sangkan